one step at the time

Jumat, 20 Juni 2014

Analisa Mengenai Pernikahan Beda Agama dilihat dalam Perspektif-Perspektif Sosiologi dan Filsafat Manusia

Pernikahan adalah pembentukan kata benda dari kata dasar nikah yang juga merupakan upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan itu sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan kesempatan untuk merayakannya bersama seluruh keluarga dan kerabat.

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan atau perintah dari kehidupan yang diwujud nyatakan dalam perbuatan, narasi, maupun simbol.

Pernikahan beda agama tidak dapat terhindarkan pada zaman ini. Globalisasi yang mewujud nyatakan perjumpaan tidak hanya terjadi pada individu antar umat beragama, melainkan juga yang beda agama. Beni cinta bias tumbuh dimana saja dan kapan saja dalam suasana berbeda agama. Orang tua tak mungkin bias membatasi agar anaknya bergaul dengan yang seagama. Hal tersebut mengundang banyak pro dan kontra. Namun bagi saya, hal tersebut tidaklah penting. Saya tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan agama dalam suatu pernikahan karena hal tersebut bukanlah sebuah halangan. Menurut saya dengan adanya perbedaan tersebutlah yang memberi kelengkapan yang sempurna dalam sebuah rumah tangga, karena bagi saya pribadi, intinya jika sepasang kekasih sudah bertekad untuk menikah pastinya mereka sudah dapat menerima pasangannya tersebut apa adanya dan siap untuk melalui secara bersama-sama dan konsisten. Pernikahan bukan hal yang sepele karena itu merupakan suatu tindakan sacral yang penuh makna, jika seseorang akan memutuskan untuk menikahi pasangannya pastinya dia sudah melakukan evaluasi maupun saling berbagi pendapat satu sama lain hingga mencapai kesepakatan yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Terdapat empat (4) jenis perspektif yang ada dalam sosiologi, diantaranya :
  • Perspektif Evolusionis, merupakan perspektif teoritis paling awal dalam sosiologi. Penganutnya adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer. Perspektif ini mengulas mengenai bagaimana manusia bias tumbuh dan berkembang dalam kelompok masyarakatnya.Contoh dari kasus yang diangkat mengenai pernikahan, dimana dua orang individu dapat bersatu itu membutuhkan waktu yang lama, bahkan melewati berbagai macam kendala dan yang lainnya hingga terciptanya kesepakatan yang menyatukan mereka.
  • Perspektif Fungsionalis, merupakan perspektif yang melihat masyarakat sebagai sebuah jaringan teorganisir yang masing-masing mempunyai fungsi. Setiap individu mempunyai fungsi satu sama lain, maka dari itu dengan adanya fungsi tersebutlah yang menciptakan sikap saling melengkapi.
  • Perspektif Interaksionisme, pandangan yang mengkaji masyarakat dari interaksi simbolik yang terjadi di antara individu dan kelompok masyarakat.
  • Perspektif Konflik, merupakan pendekatan yang didasarkan pada pemikiran Karl Max, dimana melihat masyarakat berada dalam konflik yang terus-menerus diantara kelompok atau kelas.
Filsafat manusia adalah suatu cabang dari filsafat yang mengupas tentang arti menjadi manusia yang merupakan makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya.
Pernikahan merupakan suatu "penyatuan cinta". Pernikahan dimulai dengan cinta karena adanya dua individu yang bersatu dan berkembang atas nama cinta. Seluruh kehidupan bersama sebagai pasangan suami dan istri didasarkan oleh cinta, maka walaupun mereka datang dari gama yang berbeda pun tidaklah menjadi sebuah halangan maupun masalah. Dengan kebijaksanaan dan sikap dewasa yang dimiliki individu masing-masing tersebut serta memiliki komitmen, tanggung jawab, dan komitmen itulah yang membuat mereka dapat memilih dan melewati pernikahan secara beda agama.

Disaring dari sumber dibawah ini, pada hari Jumat, 20 Juni 2014, pukul 20:00 WIB :
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://islamlib.com/?site=1&aid=1743&cat=content&cid=11&title=hukum-nikah-beda-agama
http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/05/perspektif-dalam-sosiologi-dan.html



 


Kamis, 19 Juni 2014

Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial

Perilaku Kolektif

Adalah perilaku yang relatif spontan dan tidak terstruktur dari sekelompok orang yang bereaksi terhadap pengaruh umum dalam situasi ambigu (Smelser). Perilaku kolektif merupakan perilaku yang :
  • Dilakukan bersamaan oleh sejumlah orang
  • Bersifat spontanitas dan tidak terkonsep
  • Tidak bersifat rutin
  • Merupakan tanggapan pada rasangan tertentu

Muncul Perspektif Norma
Selama periode perilaku kolektif, definisi perilaku apa yang tepat atau tidak muncul dari kerumunan.

Model Nilai Tambah
Menjelaskan seberapa luas kondisi sosial yang berubah dalam pola tertentu ke dalam beberapa bentuk perilaku kolektif :
  • Kondusifitas struktural
  • Regangan struktural
  • Keyakinan umum
  • Faktor pencetus
  • Mobilisasi tindakan
  • Latihan kontrol sosial
Assembling perspective : Meneliti bagaimana dan mengapa orang bergerak dari titik yang berbeda dalam ruang untuk lokasi umum.
Periodic assemblies : Berulang, pertemuan yang relatif rutin seperti kelompok kerja, kelas kuliah, dan acara olahraga.
Nonperiodic assemblies : Meliputi demonstrasi, parade, dan pertemuan di acara-acara seperti kebakaran dan penangkapan.

Crowd : Pengelompokan sementara didekat orang-orang yang saling berbagi focus umum atau kepentingan.

Mode : Pola sementara perilaku yang melibatkan sejumlah besar orang.

Fashion : Massa menyenangkan keterlibatan yang menampilkan penerimaan oleh masyarakat dan kontinuitas sejarah.

Craze : Keterlibatan massa yang menarik yang berlangsung selama jangka waktu yang lama.

Rumor :
  • Menyediakan grup dengan keyakinan yang sama
  • Sarana beradaptasi dengan perubahan
  • Memperkuat ideology rakyat dan kecurigaan media massa
Public : Kelompok yang tersebar namun belum tentu berhubungan satu sama lain tetapi berbagi minat dalam satu masalah.

Opini Public : Ekspresi sikap mengenai masalah-masalah kebijakan publik yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan.


Gender dan Gerakan Sosial

Wanita sering dianggap lebih sulit daripada laki-laki dalam posisi kepemimpinan di organisasi gerakan sosial. Gender dapat mempengaruhi cara kita melihat upaya terorganisir untuk menolak perubahan.

Gerakan sosial baru : kegiatan kolektif terorganisir yang mempromosikan otonomi, penentuan nasib, dan peningkatan kualitas hidup yang umumnya tidak melihat pemerintah sebagai sekutu mereka.

Disaring dari sumber dibawah ini pada hari Kamis, 19 Juni 2014, pada pukul 15:12 WIB :
www.binusmaya.binus.ac.id
www.wikipedia.org/PerilakuKolektif













Globalization, Technology, Mass Media, and Social Change

Teori-teori Perubahan Sosial

1. Teori Evolusi
Tampilan masyarakat sebagai bergerak dalam arah tertentu, umumnya maju ke tingkat yang     lebih tinggi.
2. Teori Fungsionalis
Fokus pada apa yang memelihara sistem, bukan apa perubahan itu.
Model keseimbangan: Sebagai perubahan terjadi di salah satu bagian dari masyarakat, harus ada penyesuaian di bagian lain. Terdapat empat proses perubahan sosial menurut Parson, yaitu :
Diferensiasi, Upgrade adaptif, Pencantuman, dan Nilai generalisasi.
3. Teori Konflik
Perubahan diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan. Marx berpendapat bahwa dengan evolusi sosial, setiap tahapan bukanlah perbaikan yang tak terelakkan atas sebelumnya.

Perubahan Sosial

Faktor Ekonomi dan Budaya
Upaya untuk mempromosikan perubahan sosial cenderung untuk bertemu dengan resistensi (perlawanan).
Vested Interests: Orang atau kelompok yang akan menderita jika terjadi perubahan sosial.
Culture Lag: Periode ketidakmampuan ketika kebudayaan nonmaterial masih berjuang untuk beradaptasi dengan kondisi materi baru.

Teknologi dan Masa Depan

Luddites: Menanggapi Revolusi Industri, beberapa kelompok menggerebek pabrik dan menghancurkan mesin.
1. Teknologi :Informasi tentang bagaimana menggunakan sumber-sumber materi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
2. Teknologi Komputer
3. Bioteknologi :
  • Sangat bermanfaat bagi manusia, tetapi membutuhkan pemantauan konstan.
  • Terdapat rekayasa genetik yang dapat memungkinkan untuk mengubah hewan dan perilaku manusia. Kontroversi berkembang selama rekayas genetik.

Globalisasi

Diambil dari kata global yang mempunyai makna yaitu universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik. Ada pula yang mengatakan globalisasi yaitu hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi dan juga merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

Media Massa

Merupakan sebuah media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.
Media :
  • Sosialisasi
  • Menegakkan norma-norma sosial
  • Memberi status
  • Mempromosikan konsumsi
  • Dapat bertindak seperti narkotika
Pandangan Feminis

Feminis berbagi pandangan konflik atas media massa dengan menggambarkan realitas sosial yaitu bahwa kaum hawa kurang terwakili, mengabadikan pandangan stereotip gender, dan tekanan peran seks tradisional serta menormalkan kekerasan terhadap perempuan.

Penonton atau Audience

The Segmented Audience adalah proses membagi orang ke dalam subkelompok yang homogeny berdasarkan kriteria yang ditetapkan seperti penggunaan produk, demografi, psikografis, perilaku komunikasi, dan penggunaan media.

Kebijakan Sosial dan Media Massa

  1. Media Kekerasan, penting bagi khalayak ramai untuk menyadari faktor-faktor lain selain media juga terkait dengan perilaku agresif.
  2. Wawasan Sosiologis, jika fungsi media adalah untuk menghibur, bersosialisasi, dan menegakan norma-norma sosial, maka bisa kekerasan menjadi bagian dari pesan tersebut. Bahkan jika viewer tidak selalu agresif dengan melihat gambar kekerasan, mungkin ada desensitisasi. Teori konflik dan feminis cukup menggambarkan bahwa para korban digambarkan dalam citra kekerasan yang sering terjadi, meliputi : wanita, anak-anak, kemiskinan, ras minoritas, warga negara asing, dan cacat fisik.


Inisiatif Kebijakan

Pembuat kebijakan menanggapi hubungan antara kekerasan yang digambarkan dalam media dan agresi kehidupan nyata dimana pernyataan publik merupakan dukungan untuk konten kurangnya kekerasan media yang berorientasi keluarga.

Disaring dari sumber dibawah ini pada hari Kamis, 19 Juni 2014 pada pukul 14:20 WIB :
www.binusmaya.binus.ac.id





Rabu, 18 Juni 2014

Colonialism and Development, Cultural Exchange and Survival

Imperialism
Adalah setua negara atau suatu kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara tersebut bisa berkembang. Imperailism mengacu pada kebijakan memperluas kekuasaan suatu bangsa atau kerajaan atas bangsa-bangsa asing dan mengambil dan menahan koloni asing. Kolonialisme mengacu pada dominasi politik, social, ekonomi, dan budaya suatu wilayah bersama rakyatnya oleh kekuatan asing untuk jangka waktu. Kolonialisme modern dimulai dengan Age of Discovery di mana negara-negara Eropa mendirikan koloni di sebuah negara baru.

British Colonialism
Tahap pertama dari kolonial Inggris terkonsentrasi pada dunia baru (The New World), barat Afrika, dan India, serta datang dekat dengan Revolusi Amerika. Selama periode kedua kolonialisme, Inggris akhirnya menguasai sebagian besar India, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan sebagian besar dari Afrika timur dan selatan. Upaya kolonial Inggris dibenarkan oleh apa yang disebut dengan "Kipling" yaitu beban orang kulit putih yang menegaskan bahwa penduduk asli tidak mampu mengatur diri mereka sendiri dan membutuhkan kulit putih, kolonialisme Inggris menyediakan dan menjaga ketertiban.

French Colonialism
Kolonialisme Perancis lebih disebabkan oleh negara, gereja, dan militer, bukan oleh kepentingan bisnis. Tahap pertama dari upaya kolonialisme Perancis difokuskan di Kanada, Wilayah Louisiana, Karibia, dan Afrika Barat. Selama fase kedua kolonialisme Perancis (Perang Dunia II), kekaisaran tumbuh dengan menyertakan sebagian besar Afrika Utara dan Indochina. Perancis menggunakan dua bentuk pemerintahan kolonial :
1. Pemerintahan tidak langsung mengacu pada praktek Perancis memerintah melalui struktur politik pribumi dan pemimpin.
2. Pemerintahan langsung mengacu pada praktek Perancis memaksakan pemerintahan baru pada penduduk asli.

Colonialism and Identity
Perbedaan etnis dan politik di seluruh dunia sangat terganggu oleh kolonialisme. Sebagai contoh, banyak dari batas-batas politik modern di Afrika Barat didasarkan pada linguistik, politik, dan ekonomi kontras yang merupakan hasil dari kebijakan kolonial Eropa pada wilayah tersebut.

Postcolonial Studies
Kajian postkolonial mengacu pada penelitian yang menargetkan interaksi antara negara-negara Eropa dan masyarakat yang dijajah. Istilah ini juga digunakan untuk merujuk pada paruh kedua abad ke-20 dan untuk menandakan posisi melawan imperialism dan Eurosentrisme.

Development : Philosophy
Sebuah filosofi intervensi adalah pembenaran ideologis untuk campur tangan dalam kehidupan penduduk asli yang didasarkan pada asumsi bahwa seseorang memiliki cara yang unggul dalam hidup maupun berpikir.

Development : Problems
Situasi dianggap sebagai masalah yang dihasilkan dari gaya hidup pribumi mungkin sebenarnya akibat dari dampak sistem dunia pada gaya hidup itu.
Efek sistemik proyek pembangunan sebenarnya bisa berbahaya (misalnya, pajak, dan kenaikan sewa dalam menanggapi mengangkat pendapatan).
Ahli difokuskan secara sempit tidak mungkin untuk menyadari implikasi spektrum yang luas dari skema pembangunan.

Cultural Exchange and Survival

Peningkatan kontak antara budaya telah menciptakan kemungkinan meningkat untuk dominasi satu kelompok dengan yang lain, melalui berbagai cara. Saat ini, dominasi paling sering datang dalam bentuk perusahaan multinasional berbasis-core menyebabkan perubahan ekonomi dalam budaya Dunia Ketiga. Dua sumber budaya bentrokan:
1. Ketika pembangunan mengancam masyarakat adat dan lingkungan (misalnya, Brazil dan New Guinea).
2. Ketika hubungan eksternal mengancam masyarakat adat (misalnya, Madagaskar, di mana peraturan lingkungan internasional menyapu mempengaruhi lifeways subsisten tradisional).

Imperialisme Budaya
Imperialisme budaya mengacu pada penyebaran satu budaya dengan mengorbankan orang lain biasanya karena pengaruh ekonomi atau politik diferensial.

Transnational Culture
Seperti media massa, arus modal telah menjadi desentralisasi, membawa dengan itu pengaruh budaya dari berbagai sumber (misalnya, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Jerman, Belanda).
Buruh migran juga berkontribusi terhadap difusi budaya.

Postmodernism
Menjelaskan waktu dan situasi-hari ini dunia dalam fluks, orang-orang ini pada langkah yang telah belajar untuk mengelola beberapa identitas tergantung pada tempat dan konteks.
Postmodern merujuk runtuh pembedaan tua, aturan, kanon, dan sejenisnya.
Postmodernisme (berasal dari gaya arsitektur) mengacu pernyataan teoritis dan penerimaan berbagai bentuk kebenaran, bertentangan dengan modernisme, yang berbasis di supremasi diasumsikan teknologi Barat dan nilai-nilai.
Globalisasi mengacu pada meningkatnya keterhubungan dunia dan rakyatnya.
Dengan keterhubungan ini, bagaimanapun, datang basis baru untuk identitas (misalnya, Pan identitas India yang tumbuh di antara suku-suku yang berbeda sebelumnya).


Sumber :
www.binusmaya.binus.ac.id
Pada pukul 20:48 WIB