one step at the time

Rabu, 26 Februari 2014

FIlsafat 02PAE

Blog ini berisi mengenai realitas kehidupan manusia.

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat dugaan karena masih harus dibuktikan kebenarannya karena bisa saja menimbulkan kekeliruan, seperti jika melihat orang menangis belum tentu orang tersebut sedang dalam keadaan berduka bisa saja sebagai tanda bahwa orang tersebut terharu dan bangga. 

Hipotesis merupakan sebuah kerajinan yang dibuat melalui prediksi dengan cara yang memungkinkan untuk diuji dan berlandaskan pada teori.Dalam sebuah hipotesis terdapat definisi operasional yang merupakan terjemahan dari hipotesis yang spesifik dengan melihat prosedur untuk dapat diuji dan diamati. Dalam sebuah penelitian, hipotesis sangat dibutuhkan dalam pengujian sebuah teori, mendorong munculnya teori, menerangkan fenomena sosial, sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, dan memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Penelitian Psikologis merupakan psikologi yang paling kurang dipahami oleh masyarakat umum karena mencakup sebuah penyelidikan sistematis yang ditujukan untuk penemuan pengetahuan baru. Biasanya psikolog yang melakukan penelitian memiliki gelar doktor yang menelaah ilmu pengetahuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan itu sendiri yang didasarkan pada psikologi dasar melalui penelitian "murni" dengan menaruh perhatian pada pemanfaatan praktis dari ilmu pengetahuannya yang bekerja pada psikologi terapan. Jadiii, penelitian psikologi itu selalu diperbaharui ataupun melakukan sebuah penelitian yang baru namun harus tetap dilandaskan dengan psikologi dasar atau teori yang ada. 

Penelitian Deskriptif dibagi dalam tiga (3) cara, yaitu :
1. Penelitian arsip dimana sudah ada datanya seperti catatan kuliah atau kliping yang dibuat oleh para mahasiswa dan diperiksa untuk menguji hipotesisnya. Contohnya dengan melihat catatan kuliah dari nilai siswa untuk mengetahui apakah ada dampak dalam prestasi akademik mahasiswa tersebut. Dari sini kita dapat melihat jika catatan kuliahnya lengkap atau rapi biasanya berpengaruh dengan nilai akademik mahasiswa tersebut karena sudah terlihat bahwa mahasiswa tersebut menyimak dengan baik apa yang telah disampaikan oleh dosen selama perkuliahan berlangsung. 
2. Pengamatan naturalistik yang dilakukan oleh seorang penyidik dengan melakukan pengamatan mengenai beberapa tingkah laku yang terjadi baik secara alami ataupun yang tidak membuat perubahan pada situasi (tidak berdampak). Contohnya dengan melakukan pengamatan seperti keadaan dikelas dimana kita dapat melihat lebih dominan perempuan atau laki-laki yang membuat kelas gaduh atau bisa juga karena faktor lain.
3. Survey penelitian merupakan suatu teknik pengumpulan informasi.

Setelah mengerti dengan seksama akan pembahasan diatas, sekarang saya akan memberitahukan arti dari filsafat manusia, psikologi, dan sosiologi menurut pandangan orang awam atau non-psikolog. Beberapa hari yang lalu, saya diberi tugas oleh dosen saya untuk melakukan wawancara disekitar kampus. Dari beberapa narasumber yang saya ketahui saya ambil 5 (lima) dari pemikiran mereka akan hal tersebut. Berikut, terdapat 6 (enam) pertanyaan yang diajukan, meliputi :

Dari kelima narasumber yang saya dapat diantaranya : 
Jason (Computer Science)
Rebecca (Hukum) 
Iman (Management)

Ino (Business Law)


Florentina (Sistem Informasi)













Beberapa pertanyaan yang saya ajukan diantaranya :
 
1. Apakah Psikologi kemanusiaan/Antropologi itu?
2.Apakah sosiologi itu? Dan siapa saja tokoh yang anda tahu?
3.Apakah Psikologi itu?
4.Apakah kesamaan ilmu sosiologi, filsafat manusia, dan
psikologi?
5.Perbedaannya ilmu sosiologi, filsafat manusia, dan psikologi?
6.Kesimpulan

Dari jawaban yang saya terima inilah saya dapat melihat bahwa orang awam pun dapat melihat perbedaan dari ketiga hal tersebut walaupun masih beberapa diantaranya masih berupa pendapat yang mereka ketahui saja. Berikut  jawaban-jawaban mereka yang telah saya rangkum. 
1. Antropologi merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari manusia, masyarakat, serta kebudayaan manusia, sedangkan psikologi kemanusiaan merupakan suatu cabang ilmu psikologi yang berpusat pada keunikan yang terdapat dalam diri manusia. 
2. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta tingkah lakunya. Para tokoh yang paling mereka familiar yaitu Selo Soemardjan, Max weber dan Emilie Durkheim, dimana nama dari tokoh tersebut mereka pernah dengar saat di bangku sekolah dalam pelajaran sosiologi. 
3. Menurut mereka psikologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari perilaku dan kejiwaan pada manusia.
4. Kesamaan dari ilmu sosiologi, filsafat manusia, dan psikologi yaitu ketiga ilmu tersebut sama-sama mempelajari manusia.
5. Perbedaan dari ketiga ilmu tersebut yaitu terletak pada cabang pembahasannya masing-masing, seperti sosiologi yang mempelajari mengenai manusia beserta tingkah lakunya, lalu ada psikologi yang mempelajari jiwa manusia, dan antropologi yang mempelajari mengenai budaya manusia. 
Dari semua pertanyaan yang saya berikan, mereka menarik kesimpulan bahwa terdapat banyak cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai manusia yang menempatkannya sebagai subyek dalam bidang ilmu tersebut. Terkadang antar cabang ilmu yang ada dengan yang lainnya sering disamakan, namun nyatanya ilmu-ilmu tersebut mempunyai cabang masing-masing dan hanya memiliki kesamaan pada subyek intinya. yaitu "manusia". Sebagai kaum awam mereka cukup "concern" akan hal tersebut karena di zaman yang serba teknologi ini banyak yang lebih tidak mengetahui hal-hal yang sebetulnya penting di dalam hidup setiap manusia. 

Nah, setelah melihat tentang pendapat dari beberapa sumber non-psikolog, sekarang saya akan memberitahu mengenai artikel yang berhubungan tentang ilmu yang berhubungan dengan pelajaran ini. 

SOSIOLOGI

Merupakan suatu studi ilmiah tentang perilaku sosial dalam kelompok-kelompok manusia, yang mana menekankan pada bagaimana hubungan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia dalam masyarakat serta bagaimana masyarakat berkembang dan berubah. 

Imajinasi Sosiologis
C. Wright Mills menggambarkan imajinasi sosiologis sebagai sebuah kesadaran mengenai hubungan individu dengan masyarakat yang lebih luas dan sebagai sebuah kunci untuk melihat kemampuan masyarakat di luar zonanya. Dimana, imajinasi sosiologis mempunyai fokus pada perilaku manusia dengan melihat dunia dan orang-orangnya dengan cara baru melalui lensa yang lebih luas. 

Sosiologi memiliki teori yang mengatakan bahwa sosiologi merupakan sebuah set pernyataan yang berusaha untuk menjelaskan masalah, tindakan, maupun perilaku manusia. Terdapat beberapa pemikiran-pemikiran dari beberapa tokoh sosiologi yang meliputi :
- Auguste Comte 
 Istilah sosiologi bermula pada penyelidikan sistematis perilaku yang diperlukan untuk            meningkatkan kemasyarakatan.
- Herbert Spencer 
 Sosiologi mempelajari "evolusi" merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada manusia.
- Emile Durkheim 
 Perilaku manusia harus dipahami dalam segi konteks sosial yang lebih besar.
- Max Weber
 Untuk memahami tentang perilaku, harus mempelajari secara subyektif dimana setiap orang    akan melakukan tindakan. 
- Karl Marx 
 Masyarakat dibagi dalam dua kelas dimana terdapat bentrokan yang mengejar kepentingan  bekerja dan tekanan yang terdapat dalam kelompok suatu masyarakat mengenai identifikasi,  asosiasi, dan pengaruh individu tersebut dalam suatu kelompok masyarakat. 

ANTROPOLOGI 

Adalah ilmu yang mempelajari spesies manusia dan nenek moyang terdekatnya (budaya manusia) dan merupakan holistik dalam disiplin yang bersangkutan dengan mempelajari seluruh kondisi manusia yang dimulai dari masa lalu, sekarang, dan masa depan. Antropologi mempelajari tentang biologi, masyarakat, bahasa, dan budaya yang menawarkan perspektif lintas budaya yang unik dengan terus-menerus membandingkan manusia yang satu dengan yang lainnya serta lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan penduduk tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, antropologi mirip dengan sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menekankan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Pengertian antropologi menurut para ahli 
- David Hunter 
 Merupakan ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
- Koentjaraningrat 
 Adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka  warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
- William A. Havilland
 Adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat  tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang    keanekaramanan manusia. 
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana dari antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek manusia yang terdiri dari fisik dan non-fisik, kebudayaan, politik, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat. Secara garis besar antropologi memiliki cabang-cabang ilmu yang terdiri dari : 
A. Antropologi Fisik 
    1. Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari asal-usul manusia dan evolusi manusia          dengan meneliti fosil-fosil.
    2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati     ciri-ciri fisik seperti warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, dan lain-lain. 
B. Antropologi Sosial dan Budaya 
    1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan semua        kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal tulisan.
     2. Etnolinguistik adalah ilmu yang mempelajari gambaran tentang ciri dan tata bahasa dan        beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa yang ada di dunia.
     3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan           masyarakat suku bangsa di seluruh dunia. 
      4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu      pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang        pada konsep psikologi. 

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraningrat menyusun perkembangan ilmu antropologi menjadi empat (4) fase sebagai berikut : 
- Fase Pertama (sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad 16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia.       Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, sampai Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak   menemukan hal yang baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku asing. Kisah                   petualangan dan penemuan mereka dicatat dalam jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi (deskripsi bangsa-bangsa). Bangsa etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 bangsa Eropa lebih memerhatikan bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah menjadi sangat besar. Karena itu timbul usaha-usaha untuk menyatukan seluruh himpunan bahan etnografi. 
- Fase Kedua (tahun 1800-an) 
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara "evolusi" masyarakat pada saat itu masyarakat berevolusi secara perlahan dalam jangka waktu lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa yang primitif dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudaannya. Pada fase ini, antropologi bertujuan akademis dimana mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif untuk memperoleh pemahaman tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia. 
- Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara Eropa berlomba membangun koloni di benua Asia, Amerika, Australia, dan Afrika. Dalam rangka tersebut muncul kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi kaum Eropa, dan lainnya. Dalam menghadapinya, pemerintah kolonial Eropa mencari kelemahan suku asli untuk menaklukannya dengan mempelajari bahan-bahan etnografi suku luar Eropa, kebudayaannya, dan juga kebiasaannya. 
- Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) 
Pada fase ini, antropologi berkembang pesat. Kebudayaan suku bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa mulai hilang karena pengaruh kebudayaan Eropa yang kuat. Pada masa ini pula terjadi perang besar di Eropa (Perang Dunia II). Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara di dunia yang hancur total dan mengakibatkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun, pada saat ini juga, muncul semangat nasionalime pada bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari penjajahan. Sebagian bangsa tersebut berhasil, namun banyak juga yang masih dendam dengan bangsa Eropa yang telah menjajah bertahun-tahun. 
Proses perubahan tersebutlah yang menyebabkan perhatian ilmu antropologi yang tidak lagi ditujukan pada penduduk pedesaan di luar Eropa, namun juga pada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku Soami, Flam, dan Lapp. 

Budaya Antropologi
Perbandingan antara ethnography dan ethology yaitu : 
Ethnography membutuhkan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, bersifat deskriptif, dan spesifik dalam suatu kelompok atau masyarakat, sedangkan Ethology lebih mengacu pada data yang dikumpulkan oleh sejumlah peneliti, bersifat sintesis (yang berarti suatu integrasi), dan komparatif. 

PSIKOLOGI 

Adalah sebuah ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain itu juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti jiwa dan ilmu sehingga secara etimologis psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui perjalanan yang panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri dari masa Yunani Kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu fisiologi sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu untuk kekuatan hidup. Dia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala kehidupan (Anima), karena setiap makhluk hidup mempunyai jiwa, dapat dikatakan sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual bangsa Eropa yang dibuktikan dengan laboratorium psikologi pertama di dunia yang didirikan oleh William Wundt pada tahun 1879. 

Fungsi psikologi sebagai ilmu : 
  • Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif. 
  • Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi, dan estimasi. 
  • Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif, intervensi, dan perawatan.

Pendekatan-pendekatan psikologi diantaranya :
1. Pendekatan perilaku, berdasarkan pada tingkah laku adalah respon yang datang yang digambarkan sebagai reflek tanpa kerja mental sama sekali. 
2. Pendekatan Kognitif, menekankan pada psikologi sebagai proses mental dimana individu aktif dalam menangkap ataupun membandingkan rangsangan sebelum melakukan reaksi (dipikirkan dahulu). 
3. Pendekatan psikoanalisa, dimana pendekatan yang sangat kontroversi karena menyinggung teori-teori tentang seksualitas dan alam bawah sadar.
4. Pendekatan fenomenologi, memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena menyangkut kesadaran dan aktualisasi dirinya. 


Disaring dari sumber dibawah ini pada tanggal 26 Februari 2014, pukul 06:08 WIB. 
binusmaya.binus.ac.id 
http://winnchuleta.wordpress.com/2011/10/14/pengertian-filsafat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi