one step at the time

Senin, 31 Maret 2014

Filsafat Yunani dan Romawi

FILSAFAT YUNANI

Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai banyak sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng yang berarti suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos  (dongeng-dongeng) dan juga mengembangkan kepercayaan dunia barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani karena pengaruh Yahudi dan Fenisia. Terdapat dua sistem metafisik di Yunani, yaitu : Naturalistik dimana kodrat manusia merupakan hal yang baik dan harus diseimbangkan baik jasmani maupun rohani, dan Anti-Naturalistik dimana kodrat manusia yang harus dijunjung lebih tinggi adalah pikiran daripada tubuh. 
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang alam semesta ini yang jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi yang artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini kemudian yang membuat banyak orang mencoba suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal itulah yang menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1.      Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2.      Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3.      Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.
Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno  antara lain, yaitu:
1. Thales (625-545 SM)
Muncul atas penuturan sejarawan Herodatus pada abad ke-5 SM dan sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy. juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air.
Gambar 1.1 Thales
2. Anaximandros (640-546 SM)
Orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi. Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (Mayer,1950:19). Anaximander mengatakan itu udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan. 
Gambar 1.2 Anaximandros
3. Phytagoras ( 572-497 SM)
Yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Sehingga ia juga dikenal sebagai ahli ilmu pasti dan juga ahli musik. Dia berpendapat bahwa keharmonisan dapt tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti :
         Terbatas – tak terbatas
         Ganjil – genap
         Satu – banyak
         Laki-laki – perempuan
         Diam – gerak
         Dan lain-lain
Menurutnya kearifan yang sesungguhnya hanya dimilki oleh Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai seorang yang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya philosopos yaitu pencipta kearifan. Kemudian istilah inilah yang digunakan menjadi philosofia yang terjemahan harfiah dalah cinta kearifan atau kebjaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (Love of Wisdom).
Gambar 1.3 Pythagoras
4. Empedocles (490-435 SM)
Yang mengatakan bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur (rizomata) : air. Udara. Api, dan tanah. Keempat unsur inilah yang merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu.
Gambar 1.4 Empedocles
5. Democritus (460-370 SM)
Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurutnya atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
Gambar 1.5 Democritus
POSISI FILOSOFI : TUBUH

Dualisme 

Menjelaskan tentang eksistensi manusia berdasarkan kedua keyakinan metafisik dan teologis. Tokohnya ada Socrates dan Plato yang memiliki implikasi yang besar untuk pendidikan jasmani, memisahkan eksistensi manusia menjadi dua bagian, pikiran dan tubuh, mengangkat pikiran atas tubuh mengatur jasmani ke status lebih rendah, serta mengungkap kebenaran melalui pikiran, bukan tubuh. 

SOCRATES
Adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, plato dan aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. 
Metode yang terkenalnya  yaitu metode Dialektik – kritis yang mengandung arti “dialog antara dua pendirian yang bertentangan ataupun merupakan perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan antar ide”. Sedangkan sikap kritis itu berarti socrates tidak mau menerima begitu saja sesutau pengertian sebelum dilakukan pengujian untuk membuktikan benar atau salahnya. Oleh karena itu dalam melaksanakan metode dialektik – kritis ini, socrates selalu meminta penjelasan tentang sesuatu pengertian dari orang yang dianggapnya ahli dalam bidang tersebut. Kemudian socrates mengajukan pertanyaan mengenai dasar – dasar pemikran para ahli itu. Jadi socrates  menuntut kemampuan para ahli untuk mempertanggung jawabkan pengetahuannya dengan alasan yang benar. Metode ini yang digunakan socrates untuk menemukan kebenaran yang obyektif. Sedangkan faham yang digunakan socrates merupakan kelanjutan dari metode yang ia temukan (definisi dan induksi). Socrates mencurahkan perhatiannya pada cabang filsafat yang disebut”Etika”. Dalam apologia, socrates menerangkan kepada hakim – hakimnya, bahwa ia menganggap sebagai tugasnya mengingatkan para warga negara athena supaya mereka mengutamakan jiwa mereka dan bukan kesehatan, kekayaan, kehormatan atau hal – hal sedemikian yang tidak sebanding dengan jiwa. Menurut socrates, tujuan tertinggi kehidupan manusia ialah membuat jiwanya menjadi sebaik mungkin.
Gambar 1.6 Socrates
PLATO
Adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri Akademik Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan yang ideal. Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. 
Gambar 1.7 Plato


FILSAFAT ROMAWI
Orang Romawi mulai mempelajari filsafat sejak sekitar 200 SM. Ketika itu, bangsa Romawi menaklukan Yunani, karena itu banyak prajurit dan jendral Romawi yang melakukan kontak dengan para filsuf Yunani.
Bangsa Romawi menyadari bahwa filsuf Yunani semacam Sokrates, Plato, dan Aristoteles telah banyak berkontribusi untuk filsafat. Beberapa orang Romawi menjadi tertarik, dan pada sekitar 50 SM, orang Romawi mulai menulis filsafat mereka sendiri, meskipun sebagian besarnya masih merupakan terjemahan dari bahasa Yunani ke bahasa latin. Sementara itu Perempuan tidak diperbolehkan belajar filsafat.
Salah satu orang Romawi pertama yang menulis mengenai filsafat adalah Lucretius. Ia mengikuti pandangan filsafat Epikurean Yunani. Dia menulis sebuah syair panjang berjudul Sifat Benda, yang menjelaskan mengenai filsafat Epikurean dalam bahasa latin untuk orang yang tidak bisa berbahasa Yunani.
Filsuf Romawi lainnya adalah Cicero yang menulis filsafat pada waktu yang hampir sama dengan Lucretius. Cicero merupakan filsuf skeptis. Seperti orang Skeptis lainnya, Cicero berpikir bahwa kita harus mempertanyakan setiap gagasan atau fakta yang kita dapatkan, dan harus selalu bertanya, "Bagaimana mereka tahu itu?" atau "Bagaimana mereka yakin?" atau "Bagaimana dengan hal lainnya?". Cicero mencoba menggunakan filsafat untuk membuat manusia berpikir lebih logis, supaya mereka bisa lebih baik dalam membuat keputusan dalam pemerintahan. Namun Cicero juga mengikuti beberapa gagasan Stoik, terutama bahwa manusia harus mencoba menjadi sebaik mungkin.

Pada masa-masa akhir Kekaisaran Romawi, banyak pria dan wanita yang mulai berpikir tentang dunia dalam sudut pandang Nasrani. Santo Augustinus dan Santo Ambrosius mempelajari filsafat dari masa sebelumnya dan berusaha menciptakan filsafat Nasrani yang bisa mencakup gagasan Nasrani maupun filsafat Yunani dan Romawi. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, orang-orang tetap berpikir mengenai gagasan tersebut, bahkan ada beberapa perempuan juga. 
Kebudayaan Romawi merupakan salah satu dasar bagi pembentukan peradaban Barat Modern sekarang ini meliputi hasil-hasil kebudayaannya dalam berbagai hal, seperti sistem pemerintahan, sistem kepercayaan, ilmu pengetahuan, bahasa dan seni sastra, hukum, serta arsitektur. 
1. Sistem pemerintahan
Bangsa Romawi telah memperkenalkan sistem Republik yang demokratis yang dikendalikan oleh pemerintah pusat dengan perangkat pemerintahan yang lengkap dan diselenggarakan dengan tertib dan rapi. 
2. Sistem kepercayaan
Awalnya ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan yang dianut masyarakat masih bersifat Animisme yaitu kepercayaan terhadap banyak roh. Peradaban Romawi mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk sistem kepercayaan mereka, dimana bangsa Romawi juga menyembah dewa-dewi Yunani namun namanya saja yang disesuaikan dengan nama-nama Romawi.
3. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sangatlah berkembang pada masa Romawi Kuno dan berbagai jenjang pendidikan yang diadakan dengan lengkap dimana kurikulum sekolah telah mengajarkan bahasa latin, Yunani, cara membuat obat-obatan, dan cara-cara berpidato. 
4. Bahasa dan seni sastra
Bahasa Latin berkembang di Eropa menjadi bahasa induk dari bahasa-bahasa lain yang ada di Eropa. Selain itu, seni sastra maju pesat yang memunculkan tokoh-tokoh seperti Tetius, Heracius, dan Ovidius.
5. Hukum
Bangsa Romawi menciptakan dan menerapkan sistem hukum yang kemudian banyak dijadikan pegangan bagi negara Amerika, Eropa, Asia, dan Australia. 
6. Arsitektur 
Bangsa Romawi Kuno telah mampu membangun gedung-gedung indah dan megah, seperti Coloseum, dan Amphitheater, Parthenon, dan sebagainya dimana bangunan-bangunan tersebut dapat kita lihat hingga sekarang namun hanya berupa sisa-sisanya saja.
Gambar 2.1 Colosseum



Gambar 2.2 Amphitheater


Gambar 2.3 Parthenon

Disaring dari beberapa sumber pada tanggal 31 Maret 2014 pada pukul 16;07 WIB :

2 komentar: